Panduan Tips Pergi Liburan Ke Jalan Malioboro

Berpelesir ke Kota Yogyakarta tak kan lengkap rasanya jikalau tidak datang menikmati pengalaman berbelanja souvenir dan cuci mata di Jalan Malioboro.

Jalan-jalan di Malioboro bagaikan masuk ke di dalam dunia pasar seni di mana Anda bisa mendapati toko-toko yang mendagangkan bermacam style kerajinan tangan, mulai berasal dari batik, aneka product tekstil lokal, product kerajinan kulit, rotan, kelapa, kerang laut, tanaman kering, perak, dan lain sebagainya, mencukupi sepanjang jalan.

Ada seniman-seniman jalanan seperti pelukis, penari, penyanyi tembang Jawa, turut menghiasi daerah ini. Jalanan yang merupakan surga membeli bagi para wisatawan ini termasuk sering menggelar festival kesenian jalanan.

Contohnya yang rutin digelar seperti Yogyakarta Arts Festival di Bulan Juni – Juli, dan Chinese Cultural Week yang diadakan setiap perayaan Tahun Baru Imlek Liburan ke Yogyakarta? Sempatkan Mampir Ke Teras Kaca Pantai Nguluran .

Ketika berjalan-jalan di Malioboro, Anda bakal selamanya ditemani alunan musik gamelan Jawa yang dimainkan segera oleh musisi jalanan atau berasal dari kaset yang diputar. Tempat ini hidup 24 jam, ramai di siang hari dan meriah di malam hari.

Para penjaja makanan di sepanjang jalur Malioboro menggelar tikar-tikar mereka selepas senja, mengakibatkan para pengunjung datang meluruskan kakinya sambil menikmati kuliner lesehan, sehabis lelah seharian berbelanja. Banyak jajanan khas Yogyakarta di tawarkan di daerah lesehan ini.

Beberapa restoran terbuka di sisi jalur pun mulai beroperasi di sore hari. Tak ketinggalan, Angkringan Nasi Kucing yang termasuk merupakan kuliner malam penduduk Yogyakarta turut menjadi model hidup para wisatawan yang tengah datang di kota ini paket tour yogyakarta murah .

Jika Anda menghendaki bermalam di kira-kira kawasan Malioboro, Anda bisa mendapatkan banyak penginapan tersebar hampir di setiap meternya. Ada dua jalur utama di ujung utara jalur Malioboro, yaitu Pasar Kembang dan Sosrowijayan.Namun, sebagai catatan, semua product kerajinan, kesenian, dan makanan yang dijual di Jalan Malioboro bisa menjadi tidak semurah yang dibayangkan. Seringkali harga yang di tawarkan pedagang cenderung mahal.

Maka Anda kudu untuk selamanya menawar sampai 1/2 harganya lebih dulu, untuk beroleh harga yang sepantasnya. Dan pastikan pernah harga makanan dan minuman yang hendak Anda beli sebelum akan membeli.Jika Anda lumayan lihai menawar, Anda bakal terkejut sendiri dengan harga-harga yang Anda dapatkan untuk barang-barang yang sukses Anda beli murah. Salah satu pengalaman unik nan menarik lainnya berasal dari sebuah jalanan di Kota Yogyakarta.

Wilayah Utama Jalan Malioboro

Batas-batas wilayah kawasan wisata Jalan Malioboro sebagai berikut,

Sebelah Utara: Stasiun Tugu Yogyakarta, Jalan Pangeran Mangkubumi
Sebelah Timur: Jalan Abu Bakar Ali
Sebelah Selatan: Jalan Achmad Yani
Sebelah Barat: Jalan Pasar Kembang
Sejarah Jalan Malioboro
Dulu, Jalan Malioboro hanyalah sebuah jalur sepi yang ditumbuhi pohon-pohon asam di sisinya. Jalanan yang hanya dilintasi orang-orang yang hendak pergi ke Keraton atau Pasar Beringhardjo.

Kala itu jalanan terbagi dua lajur arah, tetapi di Tahun 1980 menjadi satu lajur dan satu arah, mulai berasal dari stasiun kereta api ke arah Pasar Beringhardjo. Hotel Belanda tertua, Hotel Garuda, terdapat di ujung utara jalur Malioboro.

Bertahun-tahun kemudian, sebuah papan iklan rokok terpampang di bangunan pertama dekat stasiun kereta api, yang mengiklankan rokok brand Marlboro. Tak heran kecuali warga setempat dan orang-orang asing kemudian menyebut jalur ini dengan julukan berasal dari pelesetan nama iklan rokok tersebut.

Masih tersedia dua versi lainnya ulang perihal asal-usul nama Malioboro. Versi yang pertama menyebutkan kecuali nama Malioboro terambil berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga.

Konon, di sepanjang jalur ini sering dipenuhi karangan bunga setiap kali Keraton menggelar acara perayaan. Sedangkan versi ke dua berasumsi nama Malioboro berasal berasal dari seorang bangsawan Inggris bernama Marlborough, yang tinggal di Yogyakarta pada kira-kira Tahun 1881.

Cara Pergi ke Jalan Malioboro
Banyak cara bisa Anda tempuh untuk sampai di Jalan Malioboro. Pertama-tama Anda kudu menginjakkan kaki di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih dulu. Pilihan tercepatnya bisa naik pesawat hawa ke Bandara Adisucipto, kecuali Anda bertolak berasal dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bali.

Penerbangannya hanya kira-kira satu jam. Setelah tiba di Yogyakarta, Anda bisa lanjut mengfungsikan bus kota atau bus Transjogja, yang mempunyai lebih dari satu rute berasal dari Bandara Adisucipto ke lebih dari satu daerah obyek di Yogyakarta, begitu pun sebaliknya. Tarif bus kota hanya berkisar Rp. 2.000, sedangkan untuk bus Transjogja kira-kira Rp. 3.500.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *